konten 1
konten 2
konten 3

Tuesday 5 June 2012

laporan NUR HUDANTO mahasiswa UNDIP

                                                                  BAB I
                                                         PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
              Sandang merupakan kebutuhan pokok manusia yang sangt perlu dipenuhi, setelah
pangan dan papan. Sandang mulai dipenuhi manusia setelah adanya keinginan untuk
melindungi badan saat bepergian. Perkembangan zaman dan teknologi mempengaruhi
pula kebutuhan akan sandang, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi kuantitas
lebih dipengaruhi karena pertambahan populasi manusia di dunia ini. Sedangkan segi
kualitas dipengaruhi dari rasa kenyamanan yang diinginkan manusia, tentunya tidak lepas
dari keadaan ekonomi masing-masing individu.
              Kebutuhan yang semakin meningkat ini, tentunya juga memerlukan sarana dan
prasarana dalam pendistribusiannya. Karena tidak semua orang dapat embuat sendiri
sandang yang mereka butuhkan, ada kalanya orang harus berpergian jauh untuk dapat
membeli sandang yang dibutuhkannya. Menurut Prof. Pringgodigdo dalam buku
Ensiklopedia Umum, proses penyampaian hasil karya dari produsen kepada konsumen
disebut perdagangan, dengan difsilitasi berbagai unsure, baik tempat (pasar) maupun
pihak perusahaan pendistribusian, dan lain-lain.
Perdagangan akan selalu berhubungan dengan tempat dan beberapa fasilitas
lainnya, maka kemudian bermunculan tempat-tempat perdagangan sebagai tempat
transaksi jual beli. Pada awalnya tempat-tempat perdagangan tumbuh di tempat-tempat
strategis, seperti terminal, pelabuhan, pusat kota.
             Pasar sandang merupakan jenis pasar yang khusus memperdagangkan barangbarang
sandang. Pasar sandang menjadi salah satu tempat pendistribusian produk
sandang dari produsen, maupun pedagang besar sampai ke konsumen.
Kota Pekalongan merupakan salah satu daerah produsen sandang di kawasan
pantai utara Jawa Tengah. Komoditi yang menjadi andalan adalah batik dan kain tenun,
yang telah menembus pasar ekspor.
              Keberadaan pasar sandang di Pekalongan juga berpengaruh besar atas
perkembangan aktivitas produksi dan perdagangan sandang Kota Pekalongan. Pasar
sandang yang ada di Kota Pekalongan yaitu Pasar Grosir Setono, Pasar Grosir MM, Pasar
Grosir Gamer, Pasar Grosir Murah. Semuanya berada di jalur pantura.
Pasar-pasar grosir ini muncul karena ada upaya dari para produsen untuk menjaga
kualitas harga batik yang mereka produksi.
Menurut Kabag. Perindustrian Deperindag Kota Pekalongan, yang sangat
mungkin untuk dikembangkan hingga masa mendatang di Kota Pekalongan adalah Pasar
Sandang dengan komoditi utama batik dan tenun, baik tenun mesin maupun bukan mesin
(ATBM), karena keberadaan industri sandang yang paling dominant di Kota Pekalongan
adalah industri batik dan tenun oleh karenanya Pemkot Pekalongan lebih berkonsentrasi
mengembangkan industri batik dan tenun, meskipun tidak menutup kemunkinan adanya
perkembangan dari tekstil umum (biasa) dan konveksinya.
Di Kota Pekalongan dan sekitarnya dirasakan perlu adanya pasar yang dapat
mewadahi semua aktivitas perdagangan sandang, dengan memilih batik dan tenun
sebagai komoditi utama serta dilengkapi dengan beberapa produk sandang lainnya yang
ada di Kota Pekalongan.
Dalam perencanaan dilakukan beberapa studi banding karena belum ada pasar
khusus sandang yang ideal, maka studi banding diambil dari beberapa pasar sandang
dengan kelebihannya dan beberapa kemungkinan permasalahan yang muncul di pasar
sandang. Selain itu juga mengambil studi banding di pasar umum (dominan sandang)
yang mempunyai fasilitas lengkap dan dapat diterapkan pada pasar sandang untuk
menjawab beberapa permasalahan yang mungkin muncul.

1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur adalah untuk mengungkapkan potensi yang dapat dikembangkan dan masalahmasalah
yang timbul sebagai akibat dari perkembangan industri dan aktifitas
perdagangan sandang di Kota Pekalongan dengan penganalisaan melalui studi literatur
serta studi banding pada beberapa Pasar Sandang.
Sedangkan sasaran pembahasan secara umum adalah untuk merumuskan landasan
konseptual dan program dasar perancangan untuk menciptakan suatu wadah bagi
kegiatan perdagangan sandang di Kota Pekalongan.

1.3. Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dititikberatkan pada permasalahan mengenai pasar
sandang sebagai tempat kegiatan perdagangan dan jasa beserta fasilitas-fasilitas
pendukung yang ada dengan skope pelayanan tingkat regional, yaitu Kota Pekalongan.
Ilmu pengetahuan yang berada di luar lingkup bidang arsitektur akan tetap dibahas secara
garis besar dan sepanjang masih berkaitan serta mendukung masalah utama.

1.4. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analisis yaitu
dengan mengumpulkan data melalui observasi lapangan, kepustakaan dan literatur
mengenai pasar sandang serta objek yang menjadi analisa (Kota Pekalongan).
Pengumpulan data primer, merupakan salah satu langkah yang ditempuh dalam
memperoleh data objek secara langsung dengan melakukan:

1. Wawancara
Wawancara yaitu dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait, terutama dengan pihak
Pengelola Pasar, Dinas Pengelola Pasar Daerah dan Deperindag Kota Pekalongan.
Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
topic.

2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan
langsing di lokasi tentang objek yang menjadi acuan (Kota Pekalongan) dan objek
yang menjadi studi banding, yaitu Pasar Grosir Setono, Pasar Klewer, Pasar
Beringharjo, dan Pasar Tanah Abang.
                 Pengumpulan data sekunder, dimaksudkan untuk memperkuat dan melengkapi
data-data yang ada, yaitu berupa studi literature yang berhubungan dengan pasar sandang.
Hal ini dilakukan guna mengetahui fasilitas yang dibutuhkan untuk dijadikan acuan
dalam perencanaan dan perancangan Pasar Sandang Pekalongan.

Kesimpulan yang didapatkan dari analisa pada objek studi banding dijadikan
acuan untuk melakukan pendekatan program perencanaan dan perancangan. Beberapa
pendekatan yang dilakukan yaitu :
1. Aspek Fungsional
Pendekatan fungsional adalah untuk mengetahui fungsi pasar sandang dan
menentukan besaran ruang. Pendekatan ini dilakukan dengan mengambil poin-poin
pada studi bandingyang dikomparasikan dengan studi literatur.
2. Aspek Kontekstual
Pendekatan aspek kontekstual untuk menentukan lokasi Pasar Sandang Pekalongan.
Pendekatan dilakukan dengan menganalisa tapak sesuai program pengembangan Kota
Pekalongan yang telah direncanakan dalam RDTRK tahun 2003-2013 dengan
mempertimbankan beberapa aspek sangat dibutuhkan dalam Pasar Sandang, seperti
aksesibilitas, fasilitas pendukung kegiatan pasar, view ke arah tapak.
3. Aspek Kinerja
Pendekatan aspek kinerja dilakukan dengan mengacu pada peraturan pada pustaka
terutama pada masalah utilitas bangunan, dan menganalisa aspek-aspek yang terdapat
pada objek-objek studi banding. Sehingga didapatkan utilitas yang sangat perlu
diterapkan di Pasar Sandang Pekalongan.
4. Aspek Teknis
Pendekatan aspek teknis mengambil dari studi literature mengenai struktur bangunan,
bahan bangunan dan modul kolom. Selain itu juga dianalisa dengan kesimpulan studi
banding untuk mendapatkan aspek teknis yang sesuai.
5. Aspek Arsitektural
Pendekatan aspek arsitektural dilakukan dengan melihat poin utama dari kegiatan
pasar, yaitu berupa perdagangan sandang yang lebih dominant dengan kain batik.
Selain itu juga disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, sehingga desain bangunan
pasar dapat sesuai dengan desain lingkungan sekitarnya.
1.5. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang dibangunnya Pasar Sandang di
Pekalongan yang terdiri dari aktualita, urgensi dan originalitas. Kemudian
diikuti tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan
sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang pengertian pasar sandang, macam pasar, fungsi
pasar, persyaratan pasar dan fasilitas-fasilitas pendukung sebuah pasar
sandang, serta teori tentang konsep arsitektur Richard Meier.
BAB III TINJAUAN UMUM KOTA PEKALONGAN
Menguraikan tentang tinjauan umum, arah perkembangan, dan fungsi
utama Kota Pekalongan serta studi banding pada Pasar Grosir Setono,
Pasar Klewer Surakarta, Pasar Beringharjo Yogyakarta, dan Pasar Tanah
Abang Jakarta yang meliputi kondisi fisik maupun non fisik, serta analisa
kelebihan dan permasalahan yang ada pada objek studi banding tersebut.
BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
Membahas tentang kesimpulan, batasan dan anggapan sebagai
penyesuaian dalam program pendekatan untuk menentukan Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Pasar Sandang di Pekalongan.
BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
Menguraikan analisa fisik bangunan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dimulai dari dasar pendekatan yang menjadi acuan bagi
perencanaan dan perancangan sebuah pasar. Juga dilakukan studi terhadap
pelaku aktivitas, sirkulasi dan pendekatan ruang, juga dibahas sistem
struktur, bahan bangunan, utilitas dan studi modul.
BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Membahas mengenai konsep perancangan bangunan pasar yang meliputi
konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan, dan mengenai program
perencanaan yang meliputi lokasi dan tapak terpilih, program ruang serta
struktur dan utilitas bangunan.

No comments:

Post a Comment