konten 1
konten 2
konten 3

Tuesday 12 June 2012

Batik China Banjiri Pasar Klewer

VIVAnews - Diberlakukannya perjanjian perdagangan bebas (FTA) ASEAN-China sejak awal Januari 2010 menyebabkan bea masuk impor sejumlah produk negara  ASEAN dan China menjadi nol persen.  Produk tekstil dari China pun membanjiri Pasar Klewer Solo yang merupakan pusat perdagangan tekstil terbesar di Jawa Tengah.

Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah, Joko Santosa mengatakan, sebelum diberlakukan pembebasan bea masuk nol persen, sebenarnya produk tekstil China sudah ada yang masuk ke Pasar Klewer melalui impor ilegal dari China.

“Kondisi itu sudah mengganggu sejak lama,” keluh dia kepada VIVAnews di Solo, Jumat, 8 Januari 2010.

Ketika itu, lanjut dia, pemerintah juga mencoba mengatasi masalah tersebut dengan membongkar pengiriman tektsil ilegal dari China. Sehingga, barang yang masuk jumlahnya terbatas. Namun, sekarang ini dengan berlakunya perdagangan bebas makin terasa sekali, karena barang-barang itu sudah masuk ke pasar tekstil lokal.

“Yang tadinya mungkin di gudang disimpan oleh importir, sekarang sudah masuk semua,” tambah dia.

Bahkan, produk batik buatan China saat ini sudah masuk ke bursa penjualan tekstil  Pasar Klewer dan Pusat Grosir Solo (PGS) yang merupakan pusat perdagangan tekstil terbesar di Jawa Tengah.
“Memang  sekarang ini kedua pusat perdagangan tekstil itu sudah diserbu batik produk China. Sehingga kalangan industri lokal yang menengah ke bawah menjadi resah,” kata Joko.

Keresahan itu, diakui Joko sangat beralasan. Pasalnya, harga jual produk tekstil China di Pasar Klewer maupun PGS memiliki selisih lebih murah sekitar 15 persen ke atas dibandingkan harga produk lokal. Oleh  sebab itu, jika kondisi itu berlangsung terus menerus, ke depan dipastikan industri tesktil lokal akan gulung tikar.

Setali tiga uang dengan kondisi tersebut, Joko menambahkan, industri tekstil besar yang menjual produknya ke pasar ekspor juga akan mengalami persaingan yang semakin lebih ketat dari negara lain. Baik, persaingan harga, kualitas, biaya produksi maupun lainnya.

Dengan begitu, asosiasi meminta kepada pemerintah untuk melakukan negosiasi penundaan kebijakan perdagangan bebas ASEAN-China tersebut.
Penyebabnya, sektor industri tesktil belum siap untuk bersaing dengan negara lain. “Indonesia merupakan negara yang paling kurang siap dibandingkan dengan negara lain,” tegas Joko.

Laporan: Fajar Sodiq| Solo
Sumber:  http://nasional.vivanews.com/news/read/119554-batik_china_banjiri_pasar_klewer

No comments:

Post a Comment